Pembelajaran Mendalam Mulai Diterapkan, Guru Didorong Ubah Mindset Mengajar

 


B
ANDARLAMPUNG - Pendekatan pembelajaran mendalam mulai diperkenalkan secara masif kepada para pendidik di Bandarlampung melalui kegiatan pelatihan yang melibatkan guru PAUD, SD, dan SMP se-Kota Bandarlampung. Pelatihan ini digelar di aula SMPN 16 Sumur Batu pada Senin (17/11/2025).


Emilia Sari dan Juliana Andriani, fasilitator pembelajaran mendalam kelas SD Bandarlampung, menjelaskan bahwa pendekatan ini merupakan inovasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membuat proses belajar menjadi lebih menarik, relevan, dan mendorong siswa berpikir kritis.


"Pembelajaran mendalam adalah terobosan baru dari Kemendikbudristek, sebuah pendekatan yang bertujuan agar peserta didik lebih aktif, kreatif, dan mengalami perubahan positif dalam belajar," ujar Emilia.


Juliana menegaskan bahwa pendekatan ini bukan kurikulum baru, melainkan cara untuk membantu siswa memahami materi secara komprehensif dan menghubungkannya dengan konteks kehidupan nyata.


"Ini bukan kurikulum, tetapi pendekatan agar anak-anak memahami materi secara mendalam, tidak hanya di permukaan, tetapi juga paham konteksnya dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya.


Salah satu sekolah yang telah mulai menerapkan pendekatan ini ialah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Pelita Khoirul Ummah, yang berada di wilayah Bandarlampung 4. Sekolah ini mendorong peserta didik untuk lebih aktif, kreatif, dan mampu mengaitkan pelajaran dengan pengalaman mereka.


Emilia menekankan pentingnya strategi guru dalam memastikan siswa memahami materi secara utuh dan mampu mengaplikasikan hasil belajar mereka.


"Materinya mungkin tidak berbeda, tetapi pendekatannya yang diubah. Bagaimana strategi guru dan metode pembelajaran yang digunakan agar siswa tidak hanya tahu, tetapi benar-benar paham dan bisa mengaplikasikan pengalaman belajar mereka," ujarnya.


Meski demikian, Emilia mengakui bahwa pembelajaran mendalam memiliki sejumlah tantangan, terutama karena pendekatan ini masih baru dan membutuhkan komitmen dari berbagai pihak.


"Tantangannya adalah ini hal baru, jadi butuh usaha, kerjasama, dan ketekunan. Kita tidak bisa berjalan sendiri, harus melibatkan semua pihak," kata Emilia.


Sebagai solusinya, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa.


"Solusinya adalah kolaborasi antara wakil sekolah, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa agar penerapan pembelajaran mendalam bisa berjalan lancar," tambahnya.


Emilia menutup penjelasannya dengan menekankan perlunya membangun pola pikir guru agar dapat menerima perubahan dan menjalankan pendekatan baru ini secara maksimal.


"Intinya adalah membangun mindset guru. Bagaimana mereka menerima perubahan ini bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai upaya agar peserta didik memiliki pemahaman materi yang mendalam," pungkasnya.