Dititik pertama pada pagi hari sampai siang Munir berkunjung ke Yayasan Daruttauhid Al-Hasaniyyah di desa rukti Basuki, Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah. Dalam kesempatan tersebut Munir secara simbolis menyerahkan buku tabungan program Indonesia pintar aspirasi kepada 90 siswa-siswi SMP Ma’arif Ansorul Hasaniyyah.
Hadir dalam acara tersebut KH. Imam Hanafi (pendiri pon-pes Daruttauhid Hasaniyyah), Ibu Suci Rahayu, (kepala kampung rukti Basuki), Ustadz Ismail Hasan (Roisul Ma’had Daruttauhid Alhasaniyyah), Daud Rais Abdullah, (kepala sekolah SMP Ma’arif Ansorul Hasaniyyah), perangkat kampung, wali siswa penerima PIP aspirasi dan warga masyarakat Rukti Basuki kurang lebih 150 orang.
Dalam kesempatan tersebut warga mengusulkan jalan lingkungan utamanya yang menuju dan mengelilingi pondok pesantren, serta ada yang menanyakan persoalan kepastian harga singkong.
Dalam pemaparannya Munir menyampaikan, bahwa persoalan singkong Gubernur lampung sudah menerbitkan instruksi Gubernur lampung no 2 tahun 2025 untuk menetapkan harga pembelian ubi kayu sebesar Rp. 1.350 per kilo gram. Meskipun faktanya dilapangan justru yang terjadi penutupan pabrik singkong dimana-mana tidak menerima singkong petani, persoalan ini sudah diurai, dicarikan solusi terbaik oleh gubernur dan DPRD, meskipun hasilnya memang belum bisa sesuai harapan masyarakat petani singkong, tutur munir.
Dititik kedua di pondok pesantren Darussyafa’ah kota gajah Munir juga menyerahkan secara simbolis program Indonesia pintar aspirasi untuk siswa-siswi SD Unggulan Darussyafa’ah sejumlah 113 siswa. Munir menyampaikan dihadapan kepala kampung, bahwa program PIP aspirasi untuk tahun 2025 ini yang dia bawa ke desa kota gajah total sejumlah 734 siswa, dan total untuk kecamatan kota gajah 2551 siswa dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK, se kecamatan kota gajah.
Hadir dalam acara tersebut Bapak Achmadi MS (kepala kampung kota gajah), Imroatul Mustaqimah (kepala sekolah SD Unggulan Darussyafa’ah), sekretaris desa dan perangkat kampung, para wali penerima PIP aspirasi dan warga kota kota gajah kurang lebih 200 orang.
Dalam sambutannya kepala kampung Achmadi MS mengucapkan terima kasih, terima kasih mas Munir warga saya sudah diperhatikan oleh anggota dewan dari PKB, semoga kemanfaatan ini terus berjalan dan semoga mas Munir sehat selalu serta 2029 jadi kembali, tuturnya. Selain kepala kampung juga mengusulkan jalan lingkungan kurang lebih 300 meter yang menuju areal sekolah dan pondok pesantren. Salah satu wali siswa Sri Anissa berharap program ini terus berlanjut hingga anaknya lulus. Sementara Zainal Abidin salah satu guru SD Unggulan Darussyafa’ah meminta bantuan sarana prasarana untuk sekolah tersebut, di mana ruang kelas nya kurang 2 lokal, beserta ruang guru, perpustakaan, dan MCK.
Dalam sambutannya Munir menyampaikan, PIP ini jalur pengusulannya ada 2. PIP reguler yang berwenang mengusulkan adalah dinas pendidikan, PIP aspirasi yang berwenang mengusulkan adalah anggota komisi X DPR RI, dan setiap tahun harus diusulkan kembali, kalau tidak diusulkan kembali meskipun sudah punya atm dan buku tabungan maka nanti ditunggu-tunggu uangnya tidak masuk. Terkadang tidak bisa terus menerus setiap tahun mendapatkan karena keterbatasan Quota yang dimiliki baik dinas maupun anggota DPR RI tersebut, tergantung pada skala prioritas dari dinas dan kalau yang aspirasi dari komisi X. Misal jatah pusat hanya untuk 10.000 siswa SD se-lampung tengah padahal ada yang layak menerima 25.000 siswa dilampung tengah, karena mungkin untuk azas pemerataan dan keadilan oleh dinas pendidikan setiap tahun digilir dipindahkan. Itulah kenapa setiap tahun belum tentu mendapatkan, begitu juga yang aspirasi tergantung pada skala prioritas anggota DPR RI nya akan diberikan kemana. Untuk jalan lingkungan Munir menyampaikan, prinsipnya saya tampung semua aspirasi Bapak Ibu semua, meskipun urusan jalan ini bukan komisi saya tapi nanti hasil reses ini akan menjadi pokok pikiran yang akan saya sampaikan ke pihak-pihak terkait.
